Gedung berlian dan tragedi Manahan mempunyai arti yang sangat penting
bagi lahirnya Panser Biru.Di dua tempat itulah awal mula terbesit untuk
membentuk organisasi suporter atraktif pertama di Semarang bernama
Panser Biru. Tragedi Manahan telah menjadi spirit bagi cah-cah Semarang
untuk membentuk suatu kelompok organisasi supporter yang atraktif dan
kreatif,maklum saja tragedi Manahan selain membuat banyak jatuhnya
korban secara fisik tetapi juga secara psikis karena terdegradasinya
PSIS ke Divisi 1 untuk pertama kalinya selama Ligina digulirkan.
Diawali
dengan bertemunya sekitar 15 orang gila bola di Gedung Berlian Jl.
Pahlawan Semarang, mereka mulai membicarakan embrio terbentuknya suatu
kumpulan supporter yang terorganisir, mereka adalah Ari Sudrajat, Arief
Pamungkas, Beny Setyawan, Miko, Duryanto “pesek”, Djoened, Dody, Oky,
Ibnu, Sastono, Bayu, Aris, Nevo, Agus, Arief. Dari situ terbentuklah
nama “Forum Peduli PSIS”, dan nahkoda sementara dipegang oleh Duryanto
“Pesek”. Lambat laun tiap minggu secara kontinyu pertemuan terus
diadakan di Stadion Tri Lomba Juang Mugas Semarang. Tanggal 22 Oktober
2000 pertemuan pertamanya diikuti hanya oleh 20 orang saja. Selanjutnya
pertemuan kedua tanggal 29 Oktober 2000 diikuti oleh 35 orang,dan
finalnya tanggal 5 November 2000 pertemuan yang ke 4 berhasil diikuti
oleh 75 orang yang secara aklamasi fans PSIS yang berkeumpul ini sudah
mulai mencari nama yang pantas disandang oleh organisasi yang akan
dibentuk ini.Ada usulan nama Fan Bos (Fans Bocah Semarang) yang
diusulkan oleh anak-anak Semarang Selatan, Pasukan Suporter
Semarang-Biru (Panser Biru) oleh Sdr Beny Setyawan, Bosnia (Bocah
Semarang Mania) yang disuarakan Anak Banyumanik, SAS, Bocah Semarang
(Bocas), Tiffosi, dan masih banyak lagi. Selain itu sejumlah lagu juga
telah diusulkan untuk dinyanyikan apabila PSIS sedang berlaga di
stadion. Aklamsi akhirnya membuktikan kalau nama Panser Biru karya Sdr
Beny Setyawan banyak mendapat suara dari fans PSIS sehingga sejak saat
itu dipilihlah nama Panser Biru menjadi nama organisasi supporter
sepakbola baru Semarang.
Semangat anak-anak Semarangpun mulia
berkobar-kobar menyambut terbentuknya organisasi baru PSIS ini layaknya
api yang membara. Puncaknya tanggal 1 Desember 2000 pada saat latihan
perdana PSIS di stadion Jatidiri yang akan mempersiapkan diri berlaga di
divisi 1 liga Indonesia ,Panser Biru mulai beraksi untuk pertama
kalinya di depan publik . Segala gerakan,tarian serta yel-yel atraktif
mulai diperlihatkan secara menarik.Nuansa tersebut sebelumnya belum
pernah ada di dalam stadion.Para pecinta PSIS pun yang sedang melihat
latihan banyak yang terperangah melihat ada “sesuatu” yang baru di
tengah-tengah mereka.Gelora anak Panser tak hanya sampai di sini
saja,tetapi terus berlanjut dari tiap pertandingan ke pertandigan
kandang maupun tandang PSIS.Nah,setelah melalui proses yang panjang
akhirnya tanggal 25 Maret 2001 nama besar Panser Biru dideklarasikan
sebagai organisasi supporter pertama PSIS yang mengusung kreatifitas dan
atraktifitas di komplek GOR Tri Lomba Juang Mugas Semarang yang juga
dihadiri kurang lebih 5000 orang simpatisan.
Kini Panser Biru
telah memasuki usia matangnya yang ke-7 di tahun 2008 ini. Pasang
surut,terpuruk dan jaya,senang maupun susah,sehat dan sakitnya Panser
sudah banyak dirasakan kelompok ini.Ya, sekali lagi semangat satu
Semarang satu yang digelorakan dari dulu hingga kini masih terus
dipegang serta dihayati oleh semua anggota dengan satu tujuan tentunya
yaitu mendukung PSIS menjadi klub sepakbola terbaik di kasta tertinggi
kancah persepakbolaan Indonesia.